You are currently viewing Kuatkan Kesabaran di Tengah Pandemi, Fikes Unas Gelar Doa Bersama dan Tausiyah

Kuatkan Kesabaran di Tengah Pandemi, Fikes Unas Gelar Doa Bersama dan Tausiyah

Keluarga besar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional menyelenggarakan tausyiah dan do’a bersama. Selain untuk mempererat silaturahim dan kebersamaan, juga untuk mengkaji hikmah terhadap situasi pandemi yang dihadapi negara-negara di dunia.

Kegiatan diikuti oleh dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional. Dilaksanakan Senin, 18 Januari 2020, mulai pukul 16.00 Wib. Acara dibuka dengan sambutan Dekan FIKES Unas, Dr. Retno Widowati, M.Si.

Dalam sambutannya, Dr. Retno Widowati, M.Si. mengutip Surat Yunus ayat 57, yang mengatakan bahwa al-Quran adalah petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang telah sembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.

“Keyakinan kita kepada Allah adalah untuk memohon ampunan, rasa syukur, dan agar seluruh keluarga besar Fikes Unas dalam keadaan dirahmati dan disayangi oleh Allah SWT,” katanya.

Pada sesi tausiyah, hadir Ustadzah Mardhiyah Ummu Kayyisa sebagai penceramah. Dalam materinya, disampaikan tentang Surat ar-Rahman. “Ini adalah surat yang menerangkan kasih sayang Allah kepada kita, agar memberikan rahmat kepada kita semua untuk memudahkan kita menghadapi masalah ini dan kesehatan kepada kita. Musibah itu identik dengan sesuatu yang buruk, dimana ada tiga bentuk ujian yang diberikan Allah kepada umatnya, yaitu bala, musibah, dan adzab,” katanya.

Perbedaannya adalah bala bersifat individu, yang artinya ujian ini tidak hanya berupa kesedihan atau kesempitan. “Bisa juga kebahagiaan dan kenikmatan,” katanya.

Musibah maknanya umum menimpa kepada semuanya. “Sesuatu yang dibenci oleh manusia. Dan, adzab adalah hukuman,” lanjutnya.

Setiap orang yang dihidupkan di dunia, pasti akan mendapatkan tiga hal tersebut. “Tidak ada seorang pun yang akan luput dari tiga hal tersebut. Yang dapat menghentikan hal tersebut adalah maut,” katanya.

“Allah tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga sebelum Allah memberikan ujian kepada umatnya. Begitu juga ujian-ujian yang diberikan kepada umat sebelumnya. Ujian berupa rasa takut, lapar, dan lainnya,” kata Ustadzah Mardhiyah Ummu Kayyisa.

Karena itulah, sebagaimana disebutkan dalam al-Quran Surat Albaqarah ayat 156: “Orang-orang yang sabar, adalah orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali).

Kemudian pada Quran Surat Al Baqarah ayat 157 disampaikan: Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Karena itulah, sikap seorang mukmin ketika menerima musibah adalah bersikap sabar. Sabar itu ada tiga, yaitu sabar ketika ditimpa musibah atau ujian, sabar ketika menjalankan perintah Allah dan sabar ketika menjauhi larangan Allah.

Menurut Ustadzah Mardhiyah Ummu Kayyisa, sabar ketika ditimpa ujian, telah dijelaskan dalam Quran Surat Ali Imran ayat 186 dan 200, serta Surat Az-Zumar 39 : 10. “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, tanpa mendatangkan obatnya. Kecuali penyakit tua. Dan berobat sendiri itu sesuai dengan syariah Allah. Karena itu sunnah, merupakan ikthtiar kita kepada Allah. Barangsiapa yang pergi berobat selain syariah Allah, seperti dukun, maka sholatnya tidak akan diterima 40 hari oleh Allah,” kata Ustadzah Mardhiyah Ummu Kayyisa.

Bentuk kesabaran kita juga termasuk ketika dia diberikan sakit, dia tidak mengeluh. Tetapi menjadikan sakitnya itu untuk menggugurkan dosa-dosanya. Setelah tausiyah, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan surat ar-Rahman secara bersama-sama, kemudian diakhiri dengan doa bersama untuk seluruh keluarga besar FIKES dan Universitas Nasional.(*unasnews)

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.