Jakarta (UNAS) – Pada tanggal 18-22 Oktober 2021, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional mengadakan pelatihan metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE) yang diikuti oleh para dosen kebidanan FIKES. OSCE merupakan bagian dari sistem asesmen dengan tujuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan kompetensi secara objektif dan terstruktur, untuk menilai komponen kompetensi klinik.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Retno Widowati, M.Si., menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. “Karena kami bertekat untuk melaksanakan semua program dan proses yang ada di profesi ners dan kebidanan dengan sebaiknya. Kami ingin memiliki kwalitas yang tinggi yang bisa sejajar dengan profesi ners dan kebidanan di kampus lain,” kata Retno.
Kegiatan OSCE dilakukan dengan online dan offline, pelaksanaan pelatihan dan ujian OSCE ini terdiri dari beberapa stasion. Stasiun uji ini adalah semua stase yang diikuti oleh semua mahasiswa dalam masa perkuliahan. Mahasiswa harus mengikuti uji kompetensi CBT sebelum mengikuti ujian OSCE.
Pada kesempatan yang sama ketua pelaksana Drs. Jumiarni Ilyas, M.Kes menyampaikan metode ini salah satu bagian penting dalam pendidikan profesi ners dan kebidanan. “Ini sesuatu yang patut kita syukuri dan kita dukung sepenuhnya, mudah-mudahan bisa diimplementasikan dimasa depan,” ujarnya.
Uji kompetensi merupakan upaya untuk menjamin lulusan bidan yang kompeten dan terstandar secara nasional dengan menguji pengetahuan dan keterampilan. Soal uji kompetensi yang baik harus disusun berdasarkan penilaian tentang melalui proses pengembangan item. Merupakan bagian yang berperan dalam menilai keterampilan secara objektif dan terstruktur.
Menurut Ns. JM Metha, Amd.Keb, S.Kep, M.Med.Ed dalam materinya ada beberapa kunci sukses OCSE salah satunya adalah disiplin. “Kunci sukses OSCE adalah, displin, tepat waktu, menjaga kerahasiaan, tanggap, integritas dan komitmen,” papar Metha. (*TIMAH)