Jakarta (Unas) – Era new normal mengharuskan seluruh lapisan masyarakat untuk berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Dalam new normal, beberapa sektor kegiatan telah dibuka untuk kembali menggerakan roda perekonomian negara. Tapi tak serta merta penyebaran virus ini mereda, malah bisa lebih meningkat!
Potensi untuk meningkatkan kembali kasus Covid-19 masih sangat tinggi, banyak sekarang kasus-kasus baru bermunculan di tempat kerja atau perkantoran, oleh sebab itu, dibutuhkan kesiapsiagaan dan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi tenaga kesehatan untuk terus membantu seluruh masyarakat dalam melakukan pencegahan Covid-19.
“Saat ini kasus di Indonesia masih terus bertambah di beberapa wilayah. Tenaga kesehatan harus terus memberikan pelayanan primer dengan penekanan pada upaya promotif dan preventif. Jangan berhenti mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai Covid-19,” ujar ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DKI Jakarta, Ns. Jajang Rahmat, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dalam daily zoominar Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Nasional (Unas) bertajuk ‘tantangan tenaga kesehatan di era new normal’, Rabu (12/08).
Jajang melanjutkan, penguatan upaya promotif dan preventif tersebut dilakukan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. Selain itu, perlu juga melakukan penguatan pemberdayaan masyarakat di komunitas dan melakukan tindak lanjut perawatanan melalui penyuluhan, edukasi, pendampingan di rumah, serta mengingatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada pasien sembuh covid.
“Ini merupakan tugas profesi perawat dalam berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Perawat juga bisa bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan profesi kesehatan serta membantu melaporkan kondisi warga di wilayahnya ke puskesmas atau Ketua PPNI wilayah guna pencegahan Covid-19,” jelasnya.
Sementara itu, tak hanya bagi perawat, bidan juga memiliki peran penting dan standar khusus selama melakukan pelayanan di era new normal. Menurut Dosen Kebidanan Unas, Sri Dinengsih, S.ST. M.Kes. mengatakan, semua tempat persalinan harus siaga Covid-19 dan standar APD minimal level 2.
“Kesehatan dan keselamatan ibu dan janin juga harus diperhatikan oleh bidan. Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal care (ANC) juga harus dilakukan dengan standar Covid-19 baik di tempat mandiri praktik bidan atau fasilitas kesehatan,” jelas praktisi kebidanan itu.
Dini menambahkan, tak hanya bagi bidan, ibu hamil juga perlu aktif mencari informasi mengenai standar ANC atau persalinan selama new normal. Selain itu juga membaca buku tentang ‘kesehatan ibu dan anak’ atau KIA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Nantinya, dengan mengikuti prosedur Covid-19, ibu hamil bisa meminimalisir bahaya atau risiko dengan mengikuti panduan deteksi dini Covid-19. Jika sudah ada tanda saat kehamilan maka bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan,” tutur Dini.
Ia menyarankan kepada para bidan untuk terus melakukan edukasi terhadap pasien, keluarga, dan masyarakat agar bisa beradaptasi dengan era new normal dan selalu menerapkan protokol kesehatan saat kunjungan.
Di sisi lain, Demisioner Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI), Ns. Aula Ramadani, S.Kep. mengatakan, peran para tenaga kesehatan juga tidak terlepas dari keikutsertaan generasi muda untuk mencegah Covid-19.
“Generasi muda khususnya mahasiswa juga memiliki peran dalam era new normal. Di samping menaati protokol kesehatan, mereka juga bisa berkontribusi langsung menjadi relawan atau aktivis sosial, dan memberikan pemahaman pada masyarakat tentang virus corona,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Aula, mahasiswa harus tetap menjaga peralatan pribadi untuk selalu higienis, serta tidak melakukan perkumpulan tanpa menerapkan protokol kesehatan. Mahasiswa juga perlu memerhatikan kondisi fisiknya seperti menjaga imun dan mengatur manajemen stress.
Webinar ini disambut baik oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. Ia mengatakan, masyarakat sebagai garda terdepan dalam pencegahan Covid-19 perlu adanya pendampingan dari orang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan. Oleh sebab itu, penting dilakukan sharing ilmu pengetahuan dan informasi selama masa Covid-19.
“Ini adalah masa yang sangat berat buat kita semua. Maka dari itu kita perlu sadar diri untuk terus mengikuti aturan yang dianjurkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Memasuki new normal bukan berarti kita lengah untuk menjaga kesehatan, justru kita harus lebih ekstra dalam menjalankan protokol kesehatan,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Nasional (Unas), Dr. Retno Widowati, M.Si. mengatakan, webinar ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran positif bagi mahasiswa ilmu kesehatan. “Semoga mereka bisa menjadi perawat atau bidan yang profesional serta dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP masing-masing,” katanya dalam sambutan. (NIS)