Muhammad Ilmi Al-Azza, sudah setahun lebih bergabung menjadi relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Mahasiswa semester lima Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Unas ini, bahkan sudah ikut menjadi bagian dari relawan medis pada situasi bencana: di Banten, Riau, Jakarta, Merapi hingga Operasi SAR SJ182. Kini, Ilmi sedang berada di Majene.
Sejak 16 Januari 2021, Ilmi berada di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Menurut rencana, ia berada di tempat itu sampai 1 Februari 2021. Namun, jadwal ini bisa diperpanjang sampai yang waktu yang belum ditentukan.
Ilmi sudah beberapa kali terlibat sebagai relawan ACT dalam penanganan bencana. Diantaranya, saat terjadi tsunami di Banten, kabut asap Riau, penanganan banjir di Jakarta awal 2020, penanganan erupsi gunung merapi, hingga operasi SAR SJ182.
Sejak Januari 2021 lalu, Ilmi kembali bergabung dalam kegiatan Emergency Response Gempa Bumi Majene-Mamuju bersama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap). Ilmi datang ke lokasi bencana bersama 23 relawan dari Jakarta dan 30 dari Sulawesi Selatan. Tujuan utama kegiatan ACT ini adalah emergency response and recovery.
Bagaimana Ilmi Al-Azza terlibat dan aktif sebagai relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT)? Berikut wawancaranya.
Bagaimana Ilmi bisa terlibat dalam kegiatan relawan penanganan korban gempa di Majene-Mamuju?
Sebelumnya, saya sudah mengikuti kegiatan emergency dari ACT. Mulai saat terjadi bencana tsunami di Banten, kabut asap di Riau dan menjadi team medis, respon banjir besar di Jakarta awal tahun 2020, pengawalan medis terhadapt mitra mitra ACT, penanganan erupsi gunung Merapi, dan operasi SAR SJ182, Alhamdulillah, saat ini dipercaya untuk terus turun dalam kondisi kondisi emergency.
Bagaimana Ilmi bisa bergabung kedalam tim rescue ACT ini?
Awal mulanya tergabung dalam team rescue ACT, saya mendaftar sebagai relawan ACT, yaitu melalui MRI (Masyarakat relawan Indonesia). Dari situ mulai dipilih siapa saja yang siap menjadi team rescue dan akan dilatih basic rescue sampai benar-benar siap terjun ke lokasi bencana.
Lalu, apa saja kegiatan Ilmi selama di lokasi bencana gempa Majene?
Saat masih di fase emergency, saya dan Team SAR gabungan mengevakuasi masyarakat yang masih terjebak di dalam rumah yang rubuh akibat gempa. Dan saat ini sudah dalam fase recovery, tugas saya saat ini untuk pendistribusian logistik, pelayanan kesehatan dan recovery yang lainnya.
Apa saja ilmu yang telah Ilmi dapatkan di kampus yang bisa diterapkan saat melakukan rescue?
Ketika di lapangan, Alhamdulilah ilmu yang Ilmi dapat di kampus sangat bermanfaat untuk orang banyak. Terlebih lagi, Ilmi dari Fakultas Ilmu Kesehatan jurusan Keperawatan. Ilmi dapat mempraktekkan bagaimana caranya menyuntik, memasang infus dan melakukan pertolongan pertama ketika ada korban bencana atau ada korban kecelakaan lalu lintas.
Bagaimana perasaan dan manfaat saat rescue terkait pembelajaran di kampus?
Alhamdulillah, perasaan saya cukup senang bisa tergabung dalam team rescue medis ACT. Terlebih lagi, saya dipercaya untuk turun langsung ke lapangan, terutama ketika fase emergency telah berlalu, saya masih bisa bergabung dalam team medis untuk melakukan pelayanan kesehatan.
Dan, Alhamdulillah saya bisa mendapat pembelajaran lebih di dunia rescue maupun medis. Jadi, yang tadinya di kampus hanya belajar teori, di lapangan saya bisa langsung praktekkan. Misalnya pertolongan pertama, cara memasangkan infus, memberikan obat injeksi, pembersihan luka dan lain sebagainya.(*unasnews)