Jakarta (Unas) – Mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Nasional (Unas) ikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) gelombang ke-5, pada 16-17 Maret 2022. Dihelat secara online dan onsite, kegiatan ini diikuti oleh 53 peserta dari mahasiswa angkatan ke-4, angkatan ke-6, serta dosen.
Dalam sambutannya, Dekan FIKES Unas, Dr. Retno Widowati, M.Si., mengatakan, pelatihan BTCLS ini berkerja sama dengan Emergency Medical Training (EMT) 911 Jakarta dan merupakan pelatihan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa prodi Pendidikan Profesi Ners sebelum praktik di lapangan.
“Pelatihan ini bertujuan untuk melatih para tenaga kesehatan mengenai situasi kegawatdaruratan, yang diharapkan mampu memberikan pertolongan pertama dengan baik dan sesuai standar pada pasien kegawatdaruratan,” ujarnya pada pembukaan kegiatan secara online, Rabu (16/03).
Ketua Panitia kegiatan, Ns. Rizki Hidayat, S.Kep., M.Kep mengatakan, kegiatan ini diawali dengan pre test dan dilanjutkan dengan pemaparan beberapa materi diantaranya legal etik gawat darurat, teknik resusitasi jantung paru, ekg dasar, kegawatan kardiovaskuer, teknik evakuasi dan stabilisasi, dan lain-lain.
“Setelah itu, kegiatan dilanjutkan secara onsite dengan workshop dan ujian bantuan hidup dasar, defibrilasi, workshop intubasi, balut bidai, serta diakhiri dengan post test dan pengumuman peserta terbaik,” jelasnya saat diwawancarai oleh Humas Unas disela-sela kegiatan secara onsite, Jumat (18/03).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua EMT 911 Ns. Rahman mengatakan, seluruh peserta pelatihan dinyatakan lulus dan kompeten. Peserta akan mendapatkan sertifikat BTCLS yang berlaku selama 3 tahun sebagai salah salah satu syarat untuk bisa bekerja di pelayanan kesehatan yang dituju.
“Mudah-mudahan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan dengan baik di lahan praktik. Kegawatdaruratan ini merupakan kondisi yang tidak bisa diprediksi, kami sebagai petugas medis harus selalu siap dan tetap memiliki bekal ilmu yang sesuai dengan standar yang berlaku,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Cicilia mengatakan, pelatihan ini memberikan banyak wawasan mengenai praktik kegawatdaruratan yang menjadi salah satu bekal penting bagi seorang perawat sebelum terjun ke lapangan.
“Melalui pelatihan ini saya jadi paham bagaimana menangani kondisi kegawatdaruratan pada pasien. Mulai dari penjelasan teori, workshop, serta sampai pada post test semuanya dipandu dengan baik oleh instruktur dari EMT 911,” ucapnya.
Kegiatan ini ditutup oleh Ketua prodi Pendidikan Profesi Ners, Ns. Naziyah, S.Kep., M.Kep. serta pengumuman peserta terbaik yakni Santi sebagai peringkat pertama, Niken Rarasati sebagai peringkat kedua, serta Dwi Ananda sebagai peringkat ketiga.(NIS)