Jakarta (UNAS) – 88 mahasiswa yang terdiri dari pendidikan profesi ners dan pendidikan profesi bidan mengikuti ucap janji kepaniteraan atau Capping day. Angkat janji ini dilakukan menjelang para mahasiswa turun ke wahana praktik dan telah menyelesaikan tahapan pendidikan sarjana keperawatan dan sarjana terapan kebidanan.
Mahasiswa yang mengikuti angkat janji dari pendidikan profesi ners merupakan angkatan ke V berjumlah 33 orang. Sedangkan untuk pendidikan profesi bidan, mahasiswa yang mengucap janji kepaniteraan merupakan angkatan ke III dengan jumlah 55 orang.
Pada kesempatan ini, mahasiswa yang mengikuti capping day diwakilkan oleh dua mahasiswa dari masing-masing program studi yang hadir secara onsite. Sementara mahasiswa lain mengikuti acara secara online melalui aplikasi zoom meeting.
Para mahasiswa yang hadir secara online dikenakan name tag dan topi cap oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Retno Widowati, M.Si., didampingi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Ns. Naziyah, S.Kep., M.Kep. dan Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sri Dinengsih, S.Si.T., M.Kes. Sedangkan untuk mahasiswa yang hadir secara online dipasangkan oleh masing-masing orang tua.
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Ns. Naziyah, S.Kep., M.Kep., menyebut angkat janji kepaniteraan ini merupakan prasyarat sebelum memasuki wahana praktik. Ia menambahkan bahwa melalui angkat janji ini diharapkan dapat memberikan kesiapan kepada mahasiswa sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di lahan praktik yang berhubungan langsung dengan pasien. “Menanamkan rasa tanggung jawab kepada mahasiswa agar dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kode etik serta menanamkan rasa cinta kepada almamater dan profesinya,” ujarnya dalam acara ucap janji kepaniteraan, Sabtu (9/10).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sri Dinengsih, S.SiT., M.Kes., mengungkapkan ucap janji kepaniteraan sebagai legalitas kepada mahasiswa yang akan melakukan praktik klinik. “Dimana mereka (mahasiswa) akan segera menolong individu dan sekelompok masyarakat sebagai pasien. Mereka akan mengaplikasikan ilmunya dan keterampilan profesi bidannya kepada masyarakat,” ungkap perempuan yang akrab disapa Dini itu.
Ia melanjutkan bahwa mahasiswa pendidikan profesi bidan akan melewati 13 stase klinik yang dibagi ke dalam dua semester. Enam stase di semester satu dan tujuh stase di semester dua. “Sehingga mereka membutuhkan pemantauan, pendampingan dan bimbingan selama mereka (mahasiswa) menjalani stase profesinya,” ucapnya.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Retno Widowati, M.Si., mengatakan selama di tempat lahan praktik para mahasiswa diharapkan untuk tetap menjaga integritas dan menjaga nama baik almamater. Ia melanjutkan, janji yang telah diucapkan selalu ditanamkan dalam diri dan dapat dibuktikan selama menjadi mahasiswa.
“Harapan saya janji ini jangan hanya disimpan tetapi tempelkan di tempat kerja anda membuktikan ini janji saya selama menjadi mahasiswa profesi ners maupun mahasiswa profesi bidan,” harap Retno.
Melalui sambungan daring, Perwakilan Pengurus Besar Ikatan Bidan Indonesia DKI Jakarta Sri Indiah, S.SiT., M.M. menyebut bahwa praktik yang akan dijalani oleh mahasiswa berbeda dengan praktik yang dilakukan di laboratorium. Dimana mahasiswa akan bertemu langsung dengan pasien dengan berbagai macam keluhan. Ia pun berharap selama mahasiswa menjalani praktik dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat baik untuk profesi bidan maupun profesi ners.
Sementara itu, Perwakilan PPNI Ns. Ratna Aryani, M.Kes., menyatakan bahwa dengan ucap janji ini mahasiswa siap bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang membutuhkan.
Ratna pun berpesan untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap menjaga attitude di lahan praktik. “Keluarkan semua skill atau kemampuan yang kalian peroleh dan keluarkan yang terbaik juga secara attitude dan knowledge,” katanya. (*DMS)