Himpunan Mahasiswa Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional laksanakan Diskusi Publik Dalam Ruang Ilmiah terkait lonjakan Covid-19 melalui daring.
Penambahan kasus corona di Indonesia kembali pecahkan rekor. Jum’at (2/7/21) ini tercatat penambahan kasus virus corona di Indonesia sebesar 25.830 pasien. Data itu dari laman covid19.go.id pukul 17.15 WIB. Penambahan ini pun makin membuat khawatir pemerintah. Hal ini pula yang menjadi alasan pemerintah menarik tuas rem darurat covid-19 dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM) darurat di Jawa dan Bali, 1-20 Juli 2021. Diketahui, sehari sebelumnya, kasus harian Covid-19 tembus 24 ribu kasus, dengan pertambahan 24.836 positif. Adapun total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hari ini yakni 2.228.938 pasien.
Banyak rumah sakit rujukan kolaps hingga menolak pasien Covid-19 meski dalam kondisi darurat. Berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 sudah penuh dan bahkan sudah ada imbauan untuk rumah sakit dari pemerintah daerah untuk menambah tempat tidur sebanyak 40% dari kapasitas yang tersedia. Vaksinasi merupakan hal yang wajib dilakukan untuk salah satu cara menekan penularan covid-19. Tetapi, cenderung orang yang sudah divaksinasi lalai terhadap disiplin protokol kesehatan.
Dalam kesempatan ini, narasumber diskusi ilmiah dr. Ngabila Salama, M.KM menyampaikan sejak awal tahun 2020 yaitu pertama kalinya covid-19 masuk ke Indonesia pada bulan Februari 2020. Tim surveilans yaitu saya sendiri bersama-sama dengan rekan-rekan saya di Dinas Kesehatan Jakarta, mendeteksi atau mengolah data yang kita dapat terkait dari kasus positif di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah. Sampai saat inipun kasus positif terus meningkat. Adanya varian baru virus corona membuat virus ini 4 kali lebih cepat menular, artinya semakin berbahaya virus corona ini. “Untuk itu yang temen-temen harus tau dan laksanakan yaitu 3 cara dari tim surveilans untuk membantu permasalahan meningkatnya kasus positif covid-19”, ujar Ngabila.
“Untuk membantu permasalahan ini kita bisa melakukan deteksi, prevent dan respon”, tambar Ngabila. Deteksi, yaitu dengan mendeteksi diri sendiri ataupun orang lain disekitar teman-teman. Apakah terdapat gejala terinfeksi covid-19 atau tidak. Prevent dengan tindakan mencegah dengan cara 5 M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi) serta vaksinasi. 70-80% seseorang sudah di vaksin apabila
terpapar virus corona tidak akan menimbulkan gejala berat.
Terakhir adalah respon dengan cara tes yaitu apabila seseorang sudah merasakan gejala ataupun kontak erat dengan pasien covid maka yang harus dilakukan adalah tes covid-19. Yang kedua ada lacak yaitu melacak keberadaan orang-orang yang positif covid-19. Kemudian ada isolasi yaitu setelah terkonfirmasi positif covid yang dilakukan adalah apabila gejala ringan maka isolasi di rumah dan apabila terdapat gejala berat akan di isolasi di rumah sakit.
Diskusi Publik dalam Ruang Ilmiah ini dilaksanakan secara daring pada Sabtu, 3 Juli 2021 yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Uniiversitas Nasional maupun mahasiswa umum. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab setelah narasumber memaparkan materinya.