Jakarta (UNAS) – Guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa keperawatan dalam menangani kasus kegawatdaruratan, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Nasional bekerja sama dengan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) melakukan pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS), pada 10-13 Februari 2020. Pelatihan ini diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme perawat dalam penanggulangan kondisi kegawatdaruratan.
“Melalui pelatihan ini diperoleh penguasaan materi dan keterampilan sebagai bekal dalam memberikan pertolongan pada penderita atau pasien dengan kondisi kegawatdarurtan. Dimana diharapkan masalah tersebut bisa memberikan bantuan kepada seluruh masyarakat sehingga bisa melakukan praktik nantinya di lapangan,” ujar Ketua Pelaksana kegiatan ini, Ns. Millya Helen S.Kep., M.Kep saat ditemui di sela-sela kegiatan pada Senin (10/02).
Ia melanjutkan, pelatihan BTCLS merupakan pelatihan yang bertujuan untuk menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan atau gangguan sirkulasi pada sistim kardio-pulmonar. Penanganan masalah tersebut ditujukan untuk memberikan bantuan hidup dasar sehingga dapat menyelamatkan jiwa dan meminimalisir kerusakan organ serta mengurangi angka kematian dan kecacatan penderita.
Menurut Helen, kegawatdaruratan menjadi hal yang penting karena dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Upaya mengatasi kegawatdaruratan pada penyelamatan jiwa dengan mempertimbangkan waktu, tantangannya adalah nyawa. Kecepatan pemberian pertolongan akan sangat berpengaruh kepada keselamatan jiwa pasien dan apabila pertolongan terlambat diberikan akan berakibat kematian. Oleh sebab itu, perawat harus mampu memberikan pertolongan pertama bagi penderita sebelum membawa ke tempat pelayanan kesehatan.
Dalam melakukan pelatihan ini, Helen menambahkan, metode yang digunakan oleh instruktur dari HIPGABI ialah ceramah, diskusi, studi kasus, praktik, dan simulasi pelatihan dengan menggunakan alat peraga dan audiovisual.
Sementara itu, kata Helen, kurikulum yang dikembangkan meliputi 3 tingkat kompetensi yaitu Basic, Intermediate dan Advance. “Keperawatan Gawat Darurat Basic merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh semua perawat terutama di sarana kesehatan, sedangkan Intermediate dan Advance merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat yang bekerja di Unit Gawat Darurat,” tambah dosen keperawatan itu.
Ia juga berharap, pelatihan ini bisa meningkatkan pengetahuan dan skill mahasiswa dalam mencapai ilmu keperawatan yang optimal. “Harapan FIKES UNAS hendaknya ketika mereka terjun ke lapangan setelah dibekali pelatihan ini, mereka bisa dan mampu menangani seluruh bencana ataupun kejadian luar biasa yang ada di lapangan mereka atau institusi masing-masing,” jelasnya.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FIKES, Dr. Retno Widowati, M.Si. dan diikuti oleh mahasiswa keperawatan dari kelas D dan E dengan persyaratan sudah lulus diperkuliahan sebelumnya. Pelatihan wajib ini ditujukan bagi mahasiswa keperawatan tingkat akhir yang merupakan syarat untuk melanjutkan ke jenjang profesi ners. Usai mengikuti pelatihan, mahasiswa mendapatkan sertifikat BTCLS yang akan berlaku selama 5 tahun kedepan.